biologi adalah ilmu pengetahuan alam dimana harus dipahami dengan telaah objek secara nyata sehingga banyak hal yang ditemukan untuk dimanfaatkan bagi kehidupan manusia
Senin, 25 Februari 2013
METAGENESIS TUMBUHAN LUMUT (BRIOPHYTA)
Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam Bryophytina[rujukan?] (dari bahasa Yunani bryum, "lumut").
Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.
Dalam bahasa sehari-hari, istilah "lumut" dapat merujuk pada beberapa divisio. Klasifikasi lama pun menggabungkan pula lumut hati dan lumut tanduk ke dalam Bryophyta, sehingga di dalam Bryophyta terangkum lumut tanduk, lumut hati, dan lumut sejati (Musci). Namun, perkembangan dalam taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa penggabungan ini parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisahkan lumut hati dan lumut tanduk ke luar dari Bryophyta. Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia[1]. Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat memiliki "taman lumut" yang mengoleksi berbagai tumbuhan lumut dan lumut hati dari berbagai wilayah di Indonesia dan dunia.
Daftar isi
1 Pergiliran keturunan
2 Peran tumbuhan lumut dalam ekosistem
3 Manfaat tumbuhan lumut
4 Rujukan
Pergiliran keturunan
Pergiliran keturunan tumbuhan lumut
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.
Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.
Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.
Peran tumbuhan lumut dalam ekosistem
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
Tumbuhan ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada umumnya.
Manfaat tumbuhan lumut
Beberapa tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang. Beberapa spesies Sphagnum dapat digunakan sebagai obat kulit dan mata.
Tumbuhan lumut yang tumbuh di lantai hutan hujan membantu menahan erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air pada musim kemarau.
Minggu, 24 Februari 2013
Sabtu, 23 Februari 2013
Pertukaran O2 Dan CO2 Dalam Pernafasan Biologi Kelas 2 > Sistem Respirasi
umlah
oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada
kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan,
ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan.
berwarna merah jernih
Pekerja-pekerja berat termasuk atlit lebih banyak membutuhkan
oksigen dibanding pekerja ringan. Demikian juga seseorang yang
memiliki ukuran tubuh lebih besar dengan sendirinya membutuhkan
oksigen lebih banyak. Selanjutnya, seseorang yang memiliki kebiasaan
memakan lebih banyak daging akan membutuhkan lebih banyak oksigen
daripada seorang vegetarian.
Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen
sehari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut
berbanding lurus dengan volume udara inspirasi dan ekspirasi biasa
kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi oksigen udara
inspirasi berkurang atau karena sebab lain, misalnya konsentrasi
hemoglobin darah berkurang.
Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler
darah yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar
oksigen diikat oleh zat warna darah atau pigmen darah (hemoglobin)
untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh.
Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit ini tersusun oleh senyawa hemin atau hematin yang mengandung unsur besi dan globin yang berupa protein. |
Gbr.
.Pertukaran
O2
dan CO2 antara alveolus dan
Pembuluh darah yang menyelubungi |
Secara
sederhana, pengikatan oksigen oleh hemoglobin dapat diperlihat-kan
menurut persamaan reaksi bolak-balik berikut ini :
Hb4 +
O2
4 Hb O2
(oksihemoglobin)berwarna merah jernih
Reaksi di atas dipengaruhi oleh kadar O2, kadar CO2, tekanan O2
(P O2), perbedaan kadar O2 dalam jaringan, dan kadar O2 di udara.
Proses difusi oksigen ke dalam arteri demikian juga difusi CO2
dari arteri dipengaruhi oleh tekanan O2 dalam udara inspirasi.
Tekanan
seluruh udara lingkungan sekitar 1 atmosfir atau 760 mm Hg, sedangkan
tekanan O2 di lingkungan sekitar 160 mm Hg. Tekanan oksigen di
lingkungan lebih tinggi dari pada tekanan oksigen dalam alveolus
paru-paru dan arteri yang hanya 104 mm Hg. Oleh karena itu oksigen
dapat masuk ke paru-paru secara difusi.
Dari
paru-paru, O2 akan mengalir lewat vena pulmonalis yang tekanan
O2
nya 104 mm; menuju ke jantung. Dari jantung O2 mengalir lewat
arteri sistemik yang tekanan O2
nya 104 mm
hg menuju ke jaringan tubuh yang tekanan O2 nya 0 - 40 mm hg.
Di
jaringan, O2 ini akan dipergunakan. Dari jaringan CO2 akan mengalir
lewat vena sistemik ke jantung. Tekanan CO2 di jaringan di atas
45 mm hg, lebih tinggi dibandingkan vena sistemik yang hanya 45
mm Hg. Dari jantung, CO2 mengalir lewat arteri pulmonalis yang
tekanan O2 nya sama yaitu 45 mm hg. Dari arteri pulmonalis CO2
masuk ke paru-paru lalu dilepaskan ke udara bebas.
Berapa minimal darah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
oksigen pada jaringan? Setiap 100 mm3 darah dengan tekanan oksigen
100 mm Hg dapat mengangkut 19 cc oksigen. Bila tekanan oksigen
hanya 40 mm Hg maka hanya ada sekitar 12 cc oksigen yang bertahan
dalam darah vena. Dengan demikian kemampuan hemoglobin untuk mengikat
oksigen adalah 7 cc per 100 mm3 darah.
Pengangkutan sekitar 200 mm3 C02 keluar tubuh umumnya berlangsung
menurut reaksi kimia berikut:
C02
+ H20 Þ
(karbonat anhidrase) H2CO3
Tiap
liter darah hanya dapat melarutkan 4,3 cc CO2
sehingga mempengaruhi pH darah menjadi 4,5 karena terbentuknya
asam karbonat.
Pengangkutan
CO2 oleh darah dapat dilaksanakan melalui
3 Cara yakni sebagai berikut.
1.
Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat
dengan enzim anhidrase (7% dari seluruh CO2).
2.
Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino
hemoglobin (23% dari seluruh CO2).
3.
Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3)
melalui proses berantai pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2).
Reaksinya adalah sebagai berikut.
CO2
+ H2O Þ
H2CO3 Þ
H+ + HCO-3
Gangguan
terhadap pengangkutan CO2 dapat mengakibatkan
munculnya gejala asidosis karena turunnya kadar basa dalam darah.
Hal tersebut dapat disebabkan karena keadaan Pneumoni. Sebaliknya
apabila terjadi akumulasi garam basa dalam darah maka muncul gejala
alkalosis.
Kamis, 21 Februari 2013
PRAKTIKUM SISTEM RESPIRASI PADA SERANGGA
Pendahuluan
Serangga
bernafas dengan menggunakan tabung udara yang di sebut trakea. Udara
keluar masuk ke pembulu trakea melalui lubang kecil setiap ruas-ruas
tubuh yang di sebut stigma atau spirakel melewati trakea, menuju ke
trakeol dan trakeolus berukuran halus yaitu 0.1 nano meter, ujungnya
berbatasan dengan sel-sel tubuh, sehingga langsung terjadi difusi gas.
Tujuan
1. Membuktikan bahwa pernapasan pada serangga membutuhkan oksigen
2. Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuha oksigen pada serangga pada saat bernapas
Alat dan Bahan
1. Respirometer sederhana
2. Timbangan
3. 2 Ekor belalang (kumbang,capung, dll)
4. Kristal NAOH/KOH
5. Eosin / Tinta
6. Kapas / tissue
7. Pipet atau sirink
Dasar Teori
Bernafas
artinya melaksanakan pertukaran gas, yaitu: mengambil oksigen (O2) dan
mengeluarkan karbondioksida (CO2). Pertukaran gas O2 dengan CO2 dapat
berlangsung melalui proses difusi. Pada hewan berukuran kecil terdapat
perbandingan antara luas permukaan dengan volume tubuh yang cukup besar
sehingga dapat melaksanakan pertukaran gas dan cukup untuk memenuhi
kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan melalui cara difusi melalui
pertukaran tubuhnya. Tetapi pada hewan berukuran besar, terutama pada
hewan yang aktif, perbandingan antara luas dengan volume tubuh terlalu
kecil untuk melakukan hal yang serupa, karenanya diperlukan suatu
permukaan tubuh yang khusus untuk pernafasan, untuk menangkap O2 dan
melepaska CO2. Alat-alat ini dapat berupa insang atau paru-paru atau
saluran udara (trakea) atau bentuk lain yang dapat melangsungkan
pertukaran O2 dengan CO2. Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam
system table periodic yang mempunyai lambing O dan nomor atom 8, ia
merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan
hampir semua unsur lainnya. Pada tempratur dan tekanan standar, dua
atom unsur ini berikatan menjadi oksigen, yaitu senywa gas diatomic
dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau
Menurut logler (1977) konsumsi oksigen dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:
• Intensitas dari metabolisme oksidatif dalam sel
• Kecepatan pertukaran yang mengkontrol perpindahan air disekitar insang yang berdifusi melewatinya
• Factor internal yaitu kecepatan sirkulasi darah dan volume darah yang dibawa menuju insang
• Afinitas oksigen dari haemoglobin.
Serangga
merupakan hewan terestial yang tidak memiliki paru-paru tetapi
menggunakan system trakea untuk pertukaran gas. Kulit pada serangga
terletak dikedua sisi bagian toraks dan abdomen, memiliki sederatan
paru-paru atau disebut juga spirakel, yang tersusun pada setiap segmen
dan behubungan dengan system saluran trakea spirakel dilindungi katub
atau rambut-rambut untuk mencegah evaporasi yang berlebihan lewat
pori-pori ini. Trakea tersusun dengan teratur, sebagian berjalan
longitudinal dan sebagian lagi tranpersal. Diameter trakea yang besar
berkisar sekitar 1mm dan selalu terbuka dengan penebalan berbentuk
spiral dan melingkar, terbentuk dari khitin yang keras, merupakan suatu
bahan yang juga terdapat pada kutikula (Darmadi Goenarso,2005)
Trakea
merupakan invaginasi (lekukan kedalam)dari ectoderm dan umumnya
mempunyai lubang keluar yang disebut spirakel. Bentuknya berupa pembuluh
yang silindris yang mempunyai lapisan kitin (chitin). Lapisan kitin ini
mempunyai penebalan seperti spiral. Spirakel terdapat sepasang tiap
ruas tubuh yang kadang-kadang mempunyai katup untuk menjaga penguapan
air. Trakea mempunyai cabang-cabang dan cabang yang terkecil yang
menembus jaringan disebut trakeolus dengan diameter 1-24. Trakeolus
tidak mempunyai lapisan kitin dan dibentuk oleh sel yang disebut
trakeoblas, trakeolus pada serangga ujungnya buntu dan berisi udara atau
kadang-kadang berisi cairan.
Alat
pernapasan pada serangga berupa trakea, udar masuk dan keluar melalui
lubang kerut yang disebut spirakel atau stigma yang terletak di kanan
kiri tubuhnya. Dari stigma udara terus masuk ke pembuluh trakea
memanjang dan sebagian ke kantung hawa halus yang masuk ke seluruh
jaringan tubuh. Pada system trakea ini pengangkutan oksigen dan karbon
dioksida tidak memerlukan bantuan system transportasi khususnya darah.
Fungsi
spirakel dan trakea untuk memungkinkan lewatnya udara kepercabangan
saluran yang disebut trakeol, yang merupakan saluran lembut intraseluler
dengan diameter sekitar 1μm. Jumlahnya sangat banyak dan berada
diberbagai jaringan, terutama otot. Berbeda dengan trakease,
saluran-saluran lembut ini tidak dilapisi dengan kutikula, pertukaran
gas terjadi dengan mudah melewati dinding saluran ini. System pernapasan
pada serangga melalui sejumlah percabangan saluran udara pada system
trakea. Oksigen langsung dibawa ke jaringan, jadi tidak dilaksanakan
melewati aliran darah. Distribusi oksigen dan pengeluaran karbondioksida
tidak dilakukan lewat system peredaran. Pada kebanyakan serangga dengan
difusi saja sudah tercukupi oleh karena itu tubuh serangga pada umumnya
berukurab kecil. Pada beberapa spesies difusi ini dibantu dengan
gerakan ritmiks toraks atauabdomen.
Cara
mengalirkan udara (ventilsi) seperti itu, pada belalang spirakel dibuka
dan ditutup bergantian, sehingga udara dapat masuk ke tubuh lewat
spirakel toraks dan keluar tubuh lewat spirakel abdomen. Selain itu
serangga dapat mengendalikan laju masuknya oksigen ke jaringan. Bila
terjadi peningkatan otot (saat terbang ) akan terjadi penumpukan asam
laktat di jaringan. Akibatnya tekanan osmosis cairan jaringan meningkat
sehingga cairan di trakeol terserap masuk, sehingga jalan udara lebih
leluasa mencapai jaringan dan difusi oksigen ke jaringan lebih cepat.
Ada tiga fase gerakan pernafasan serangga, yaitu:
• Inspirasi kurang ¼ detik, pada awal inspirasi katub spirakel terbuka
• Fase pertukaran selama 1 detik, baik spirakel pada toraks atau abdomen menutup
• Fase ekspirase, dan spirakel abdomen membuka
Udara
masuk dari system trakea sebelah muka pada inspirasi dan bergerak ke
belakang selama fase pertukaran gas dan pada fase ke-3 udara keluar dari
spirakel bagian posterior. Membuka dan menutupnya spirakel dikontrol
oleh system saraf.
System
trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya keseluruh tubuh dan
sebaliknya mengangkut CO2 hasil respirasi untuk dikelurkan dari tubuh.
Maka darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan
bukan untuk mengangkut gas pernafasan. Di bagian ujung trakeolus
terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada
serangga air jentik nyamuk udara di peroleh dengan menjulurkan tabung
pernafasan kepermukaan air untuk mengambil udara, serangga air tertentu
mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan
ventral. Selama menyelam, karbondiksida dalam gelembung dipindahkan
melalui system trakea ke sel-sel pernafasan. Selain itu adapula serangga
yang pengambilan udara melelui cabang-cabang harus serupa insang
selanjutnya dari cabang halus ini oksigen di edarkan melalui pembuluh
trakea.
Salah
satu factor yang mendukung laju metabolisme yang tinggi, adalah bahwa
sel-sel otot terbang dibungkus dengan mitokondria dan pipa trake
mempunyai oksigen yang mencukupi bagi tiap-tiap organel yang
membangkitkan ATP ini.
Cara kerja
1. Membungkus NAOH dengan tissue atau kapas, dan letakan dalam tabung respirometer
2. Menimbang berat 2 Ekor serangga dan masukkan ke dalam tabung respirometer
3. Merangkai alat respirometer kemudian pada ujung pipa kapiler meneteskan eosin, ditutup dengan ibu jari
4. Mengamati dan mencatat perubahan kedudukan eosin pada pipa berskala setiap 2 menit selama 10 menit
5. Melakukan percobaan yang sama dengan hewan yang beratnya berbeda
6. Mencatat hasil pengamatan pada table hasing pengamatan
Hasil pengamatan
Jenis hewan
|
Berat
|
SKALA KEDUDUKAN EOSIN
| ||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
| ||
Jangkrik
| ||||||
Analisis Data
1. Apa yang menyebabkan terjadinya pergerakan eosin?
Jawab
: Cairan eosin bergerak, karena pada saat organisme bernapas,mereka
menghirup oksigen atau udara di sekitar. Pada saat merekaberada di dalam
respirometer sederhana, udara yang tersimpan didalamnya tidak dapat
keluar ataupun masuk, sehingga jumlah udarayang berada di dalam
respirometer tersebut semakin sedikit. Karenapada ujung respirometer
diberikan eosin, sehingga eosin tersebutakan terseret mendekat akibat
dari bertambah sedikitnya jumlahudara yang ada di respirometer tersebut.
Seperti pada sedotan saatkita hirup maka air yang ada di bawahnya akan
tersedot
2. Apa fungsi penambahan NaOH/KOH pada perangkat respirometer sederhana tersebut?
Jawab : Fungsi
KOH/NaOH pada percobaan diatas adalah mempercepat proses pernapasan
pada belalang dan mengikat CO2 agar tidak mengganggu proses respirasi
3. Apakah ada kaitan antara berat badan serangga dengan kecepatan respirasinya?
Jawab
: Ada, semakin berat tubuh serangga maka semakin cepat pernapasan pada
serangga (belalang). Sebaliknya, semakin ringan tubuh serangga maka
semakin lambat pernapasan pada serangga (belalang).
4. Apakah ada kaitan antara jenis serangga dengan kecepatan respirasinya?
Jawab : Ada, karena kecepatan respirasi juga dipengaruhi :
Emosi
Umur
Jenis K elamin (pada manusia dan hewan)
Posisi organisme
Ukuran badan
Pembahasan
Respirometer
sederhana adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan
pernapasan beberapa macam organisme hidup seperti serangga, bunga, akar,
kecambah yang segar. Jika tidak ada perubahan suhu yang beraarti,
kecepatan pernapasan dapat dinyatakan dalam ml/detik/g, yaitu banyaknya
oksigen yang digunakan oleh makhluk percobaan tiap 1 gram berat tiap
detik. Alat ini bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam pernapasan ada
oksigen yang digunakan oleh organisme dan ada karbon dioksida yang
dikeluarkan olehnya. Jika organisme yang bernapas itu disimpan dalam
ruang tertutup dan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam
ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi.
Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu dapat dicatat (diamati) pada
pipa kapiler berskala.
Prinsip
kerja respirometer digunakan untuk mengukur laju konsumsi oksigen
hewan-hewan seperti katak atau mencit. Alat ini terdiri atas syringe,
manometer, tabung specimen, dan tabung control. Tabung specimen, tabung
kapiler, kran 3 arah, syringe saluran masuk saluran keluar, tabung
specimen, tabung kontol dan manometer.
Kapas
kecil dimasukan ke dalam tabung specimen dan ditetesi dengan larutan
KOH 20% hingga jenuh, setelah itu kawat kasa dimasukan kedalam tabung
specimen, kemudian hewan percobaan yang telah ditimbang beratnya
dimasukan kedalamnya juga. Setelah itu pergerakan posisi larutan iod
dapat diamati dan dapat dicatat. Fungsi dari larutan KOH adalah untuk
mengikat CO2, sehingga prgerakan dari larutan iodium benar-benar hanya
disebabkan konsumsi oksigen.
Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO2 adalah sebagai berikut:
KOH+CO2 K2CO3+H2O. Beberapa factor yang mempengaruhi laju kerja oksigen, adalah:
• Tempratur • Aktifitas
• Spesies hewan • Ukuran badan
Perbedaan
jenis ini tentu saja mengakibatkan perbedaan laju konsumsi oksigen,
karena perbedaan jenis tentu saja menunjukan perbedaan karakter
morfologis seperti ukuran tubuh, serta aktifitas yang dilakukan oleh
masig-masing hewan tersebut. Walaupun begitu literature menunjukan
sesuatu mengenai laju konsumsi oksigen yaitu bahwa suhu mempengaruhi
besarnya laju konsumsi oksigen hal ini berkaitan dengan hukum Van’t
Hoff. Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh
serangga dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang
kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel.
Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan
terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup
yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel
terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga
terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Oksigen
dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju
pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi
menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai
seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis
kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas.
Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus
ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan
(transportasi) pada vertebrata. Mekanisme pernapasan pada serangga,
misalnya belalang, adalah sebagai berikut :Jika otot perut belalang
berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara kaya COZ keluar.
Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali
pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil
dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya
02 masuk ke trakea. Sistem trakea berfungsi mengangkut OZ dan
mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut C02 basil
respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada
serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk
mengangkut gas pernapasan. Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan
sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada serangga air seperti
jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke
perxnukaan air untuk mengambil udara.
Serangga
air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air
dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai gelembung
udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama
menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke
sel-sel pernapasan. Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang
trakea yang berfungsi menyerap udara dari air, atau pengambilan udara
melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus
ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.
Kesimpulan
Bedasarkan
hasil pengamatan dan pembahasan dapat di tarik kesimpulan bahwa
KOH/NaOH dapat Membantu mempercepat proses pernapasan pada belalang, dan
terdapat hubungan antara berat searangga dengan kecepatan
pernafasannya, Semakin Berat tubuh belalang maka semakin banyak oksigen
yang di butuhkan sehingga semakin cepat pernapasannya. Sebaliknya,
Semakin ringan berat serangga maka makin sedikit pula oksigen yang ia
butuhkan sehingga semakin lambat pernapasannya.
GIGI TIDAK TERMASUK TULANG
Gigi dan tulang sama kerasnya, sama putihnya dan memiliki kadar kalsium tinggi. Namun hal itu tak membuatnya sama. Mengapa?
Dari cara penyembuhan, gigi sedikit berbeda dengan tulang. Gigi terdiri dari kalsium, fosfor, dan mineral lainnya. Tulang terdiri dari kalsium, forfor, sodium, dan mineral lainnya. Namun, kebanyakan tulang terdiri dari kolagen protein.
Kolagen ini hidup dan menumbuhkan jaringan yang memberi tulang fleksibilitas guna menahan tekanan. Kalsium mengisi ruang disela-sela tulang dan menguatkannya untuk menopang berat badan. Namun, tulang tak sekuat gigi.
Bagian terkeras dari tubuh manusia ini terdiri dari jaringan terkalsium, dentin. Jaringan dentin gigi ditutupi enamel keras dan bersinar yang Anda sikat tiap hari. Tulang terdiri dari periosteum padat dan lembut.
Membran ini memberi garis di permukaan tulang kecuali sendi karena terdiri dari hyaline cartilage licin. Periosteum terdiri dari osteoblast atau sel yang membentuk tulang baru dan memperbaikinya. Namun, enamel gigi tak punya kemampuan regeneratif serupa.
Gigi tak bisa tumbuh kembali jika rusak. Berbeda, ketika tulang retak, sel tulang baru akan mengisi retakan. Perbedaan lainnya, sumsum tulang bisa memproduksi sel darah merah dan putih, sedangkan gigi tak bisa.
Meski inti darah gigi mirip sumsum, sebenarnya itu hanyalah pulpa dental yang terdiri dari syaraf dan pembuluh. Syaraf inilah yang menyebabkan sakit gigi ketika memakan sesuatu yang panas atau dingin.
Perbedaan terakhir, gigi, telanjang dan tampak dari luar. Sementara itu, tulang berada di bawah kulit. Jadi, ketika Anda sibuk memutihkan gigi agar tak tampak kuning, Anda tak perlu khawatir tulang menguning.
Dari cara penyembuhan, gigi sedikit berbeda dengan tulang. Gigi terdiri dari kalsium, fosfor, dan mineral lainnya. Tulang terdiri dari kalsium, forfor, sodium, dan mineral lainnya. Namun, kebanyakan tulang terdiri dari kolagen protein.
Kolagen ini hidup dan menumbuhkan jaringan yang memberi tulang fleksibilitas guna menahan tekanan. Kalsium mengisi ruang disela-sela tulang dan menguatkannya untuk menopang berat badan. Namun, tulang tak sekuat gigi.
Bagian terkeras dari tubuh manusia ini terdiri dari jaringan terkalsium, dentin. Jaringan dentin gigi ditutupi enamel keras dan bersinar yang Anda sikat tiap hari. Tulang terdiri dari periosteum padat dan lembut.
Membran ini memberi garis di permukaan tulang kecuali sendi karena terdiri dari hyaline cartilage licin. Periosteum terdiri dari osteoblast atau sel yang membentuk tulang baru dan memperbaikinya. Namun, enamel gigi tak punya kemampuan regeneratif serupa.
Gigi tak bisa tumbuh kembali jika rusak. Berbeda, ketika tulang retak, sel tulang baru akan mengisi retakan. Perbedaan lainnya, sumsum tulang bisa memproduksi sel darah merah dan putih, sedangkan gigi tak bisa.
Meski inti darah gigi mirip sumsum, sebenarnya itu hanyalah pulpa dental yang terdiri dari syaraf dan pembuluh. Syaraf inilah yang menyebabkan sakit gigi ketika memakan sesuatu yang panas atau dingin.
Perbedaan terakhir, gigi, telanjang dan tampak dari luar. Sementara itu, tulang berada di bawah kulit. Jadi, ketika Anda sibuk memutihkan gigi agar tak tampak kuning, Anda tak perlu khawatir tulang menguning.
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Pendahuluan Serangga bernafas dengan menggunakan tabung udara yang di sebut trakea. Udara keluar masuk ke pembulu trakea melalui lubang...
-
umlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada kebutuhan dan hal tersebut biasanya di...