LASRIN LEONARDUS SITUMORANG

Rabu, 06 Maret 2013

Perbedaan Gymnospermae dan Angiospermae

Penggolongan Spermatophyta : Gymnospermae dan Angiospermae Berdasarkan kondisi bijinya, Spermatophyta digolongkan menjadi tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) 1) Gymnospermae Ciri morfologi tumbuhan ini adalah berakar tunggang, daun sempit, tebal dan kaku, biji terdapat dalam daun buah (makrosporofil) dan serbuk sari terdapat dalam bagian yang lain (mikrosporofil), daun buah penghasil dan badan penghasil serbuk sari terpisah dan masingmasing disebut dengan strobillus. Ciri-ciri anatominya memiliki akar dan batang yang berkambium, akar mempunyai kaliptra, batang tua dan batang muda tidak mempunyai floeterma atau sarung tepung, yaitu endodermis yang mengandung zat tepung. Pembuahan tunggal dan selang waktu antara penyerbukan dengan pembuahan relatif lama. Berkas pembuluh angkut belum berfungsi secara sempurna berupa trakeid. Yang termasuk golongan ini adalah Cycas rumphii (pakis haji), Ginko opsida (ginko). metagenesis gymnospermae siklus hidup http://info-gudangilmu.blogspot.com/ 2) Angiospermae Tanaman angiospermae mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut mempunyai bunga yang sesungguhnya, bentuk daun pipih dan lebar dengan susunan daun yang bervariasi, bakal biji tidak tampak terlindung dalam daun buah atau putik, terjadi pembuahan ganda, pembentukan embrio dan endosperm berlangsung dalam waktu yang hampir bersamaan. Angiospermae dibedakan menjadi dua kelas berdasarkan keping biji (kotiledon), adalah sebagai berikut. a) Monokotiledon, yaitu tumbuhan yang mempunyai keping biji tunggal. Contohnya kelapa (Cocos nucifera), melinjo (Gnetum gnemon). b) Dikotiledon, yaitu tumbuhan yang mempunyai keping biji dua. Contohnya petai (Parkia speciosa), cabe rawit (Capsicum frustescens). Tabel perbedaan morfologi dan anatomi monokotiledon dengan dikotiledon. monokotil dikotil info-gudangilmu.blogspot.com sumber: Biologi BSE kelas X

AZAS HARDY-WEINBERG

hardy Hukum ini menyatakan bahwa dalam suatu kondisi tertentu yang stabil, frekuensi gen dan frekuensi genotif akan tetap konstan dari satu generasi ke generasi dalam suatu populasi yang berbiak seksual, bila syarat berikut dipenuhi: Genotif yang ada memiliki viabilitas (kemampuan hidup) dan fertilitas (kesuburan) yang sama Perkawinan yang terjadi berlangsung secara acak Tidak ada mutasi gen Tidak terjadi migrasi Tidak terjadi seleksi Hukum Hardy-Weinberg ini berfungsi sebagai parameter evolusi dalam suatu populasi. Bila frekuensi gen dalam suatu populasi selalu konstan dari generasi ke generasi, maka populasi tersebut tidak mengalami evolusi. Bila salah satu saja syarat tidak dipenuhi maka frekuensi gen berubah, artinya populasi tersebut telah dan sedang mengalami evolusi. Bila frekuensi gen yang satu dinyatakan dengan simbol p dan alelnya dengan simbol q, maka secara matematis hukum tersebut dapat ditulis sebagai berikut: Evolusi (2) : Hukum Hardy–Weinberg Contoh penggunaan hukum ini adalah sebagai berikut: 1. Bila dalam suatu populasi masyarakat terdapat perasa kertas PTC 64% sedangkan bukan perasa PTC (tt) 36%, a. Berapa frekuensi gen perasa (T) dan gen bukan perasa (t) dalam populasi tersebut? b. Berapakah rasio genotifnya? Evolusi (2) : Hukum Hardy–Weinberg 2. Dalam masyarakat A yang berpenduduk 10.000 orang terdapat 4 orang albino. Berapa orang pembawa sifat albino pada masyarakat tersebut?

Senin, 04 Maret 2013

HUKUM HARDY-WEINBERG

Asas Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotipe dalam suatu populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam kesetimbangan dari satu generasi ke generasi lainnya kecuali apabila terdapat pengaruh-pengaruh tertentu yang mengganggu kesetimbangan tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut meliputi perkawinan tak acak, mutasi, seleksi, ukuran populasi terbatas, hanyutan genetik, dan aliran gen. Adalah penting untuk dimengerti bahwa di luar laboratorium, satu atau lebih pengaruh ini akan selalu ada. Oleh karena itu, kesetimbangan Hardy-Weinberg sangatlah tidak mungkin terjadi di alam. Kesetimbangan genetik adalah suatu keadaan ideal yang dapat dijadikan sebagai garis dasar untuk mengukur perubahan genetik. Frekuensi alel yang statis dalam suatu populasi dari generasi ke generasi mengasumsikan adanya perkawinan acak, tidak adanya mutasi, tidak adanya migrasi ataupun emigrasi, populasi yang besarnya tak terhingga, dan ketiadaan tekanan seleksi terhadap sifat-sifat tertentu. Contoh paling sederhana dapat terlihat pada suatu lokus tunggal beralel ganda: alel yang dominan ditandai A dan yang resesif ditandai a. Kedua frekuensi alel tersebut ditandai p dan q secara berurutan; freq(A) = p; freq(a) = q; p + q = 1. Apabila populasi berada dalam kesetimbangan, maka freq(AA) = p2 untuk homozigot AA dalam populasi, freq(aa) = q2 untuk homozigot aa, dan freq(Aa) = 2pq untuk heterozigot. Konsep ini juga dikenal dalam berbagai nama: Kesetimbangan Hardy-Weinberg, Teorema Hardy-Weinberg, ataupun Hukum Hardy-Weinberg. Asas ini dinamakan dari G. H. Hardy dan Wilhelm Weinberg. Syarat berlakunya asas Hardy-Weinberg Setiap gen mempunyai viabilitas dan fertilitas yang sama Perkawinan terjadi secara acak Tidak terjadi mutasi gen atau frekuensi terjadinya mutasi, sama besar. Tidak terjadi migrasi Jumlah individu dari suatu populasi selalu besar Jika syarat-syarat tersebut terpenuhi, maka frekuensi alel dan frekuensi genotipe dalam suatu populasi akan konstan dan evolusi pun tidak akan terjadi. Tetapi dalam kehidupan, syarat-syarat tersebut tidak mungkin terpenuhi sehingga evolusi dapat terjadi

Jumat, 01 Maret 2013

VOLUME PARU-PARU

Spirometri1 Gambar 1. Spirometer1 Spirometri adalah salah satu metode sederhana yang dapat digunakan untuk mempelajari ventilasi paru, yaitu dengan mencatat volume udara yang masuk dan keluar paru. Spirometer terdiri dari sebuah drum yang dibalikkan di atas bak air dan diimbangi oleh suatu beban. Di dalam drum terdapat gas untuk bernapas, biasanya udara atau oksigen. Terdapat sebuah pipa yang menghubungkan mulut dengan ruang gas. Bila seseorang bernapas melalui pipa tersebut, drum akan naik turun dan terjadi perekaman yang sesuai pada gulungan kertas yang berputar. Gambar 2. Peristiwa Pernapasan Selama Bernapas Normal, Inspirasi Maksimal, dan Ekspirasi Maksimal1 Gambar di atas adalah sebuah spirogram yang menunjukkan perubahan volume paru pada berbagai kondisi pernapasan. Untuk memudahkan penjelasan mengenai peristiwa ventilasi paru, udara dalam paru pada diagram dibagi menjadi empat volume dan empat kapasitas yang merupakan nilai rata-rata pada laki-laki dewasa muda. Volume Paru1,2 Pada bagian kiri gambar dituliskan empat volume paru. Bila semuanya dijumlahkan, sama dengan volume maksimal paru yang mengembang. Penjelasan dari masing-masing volume ini adalah sebagai berikut. 1. Volume tidal (VT) adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali bernapas normal; besarnya kira-kira 500 mililiter. 2. Volume cadangan inspirasi (IRV) adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan di atas volume tidal normal bila dilakukan inspirasi kuat dengan kontraksi maksimal dari diafragma, m. intercostalis externi, dan otot inspirasi aksesori; biasanya mencapai 3000 mililiter. 3. Volume cadangan ekspirasi (ERV) adalah volume udara ekstra maksimal yang dapat diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidak normal; jumlah normalnya adalah sekitar 1100 mililiter. 4. Volume residu (RV) yaitu volume udara yang masih tetap berada di paru setelah ekspirasi paling kuat; volume ini besarnya kira-kira 1200 mililiter. Volume residu tidak dapat diukur dengan spirometer karena volume udaranya tidak masuk maupun keluar dari paru. Kapasitas Paru1,2,3 1. Kapasitas inspirasi (IC) sama dengan volume tidal ditambah volume cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara (kira-kira) 3500 mililiter yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkat ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum. 2. Kapasitas residu fungsional (FRC) sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah volume residu. Ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 mililiter). 3. Kapasitas vital (VC) sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-kira 4600 mililiter). Nilai ini memberikan informasi yang berguna mengenai kekuatan otot-otot pernapasan dan aspek fungsi paru lainnya. 4. Kapasitas paru total (TLC) adalah volume maksimum yang dapat mengembangkan paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin (kira-kira 5800 mililiter); jumlah ini sama dengan kapasitas vital ditambah volume residu. Forced Expiratory Flow (FEV1) adalah bagian dari kapasitas vital yang diekspirasi secara paksa pada satu detik pertama. Nilai FEV1 dapat memberi informasi tambahan. Biasanya nilai FEV1 adalah sekitar 80% dari VC. Kapasitas vital mungkin saja normal sementara nilai FEV1 turun pada beberapa penyakit seperti asma (resistensi saluran napas meningkat karena konstriksi bronkial). Ventilasi volunter maksimal (MVV) adalah volume udara terbesar yang dapat dimasukkan dan dikeluarkan dari paru selama 1 menit oleh usaha volunter. Nilai normal MVV adalah 125-170 L/menit. Volume dan kapasitas paru pada perempuan kira-kira 20 sampai 25 persen lebih kecil daripada laki-laki, dan lebih besar lagi pada orang yang atletis dan bertubuh besar daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis. Volume pernapasan semenit adalah jumlah total udara baru yang masuk ke dalam saluran pernapasan tiap menit, sama dengan volume tidal dikalikan dengan frekuensi pernapasan permenit. Volume tidal normal kira-kira 500 mililiter dan frekuensi pernapasan normal kira-kira 12 kali permenit sehingga rata-rata volume pernapasan adalah 6 liter/menit. Komplians Paru dan Dinding Dada3 Interaksi recoil paru dan dada dapat didemonstrasikan dengan cara sebagai berikut. Lubang hidung dijepit dengan klip dan subjek bernapas melalui suatu spirometer yang memiliki katup tepat di bawah sambungan dengan mulut yang berisi suatu alat pengukur tekanan. Setelah subjek menginhalasi sejumlah udara, katup ditutup sehingga jalan napas tertutup. Otot-otot pernapasan kemudian berelaksasi sementara tekanan pada saluran napas diukur. Prosedur ini dilakukan berulang setelah menginhalasi atau mengekshalasi berbagai volume secara aktif. Kurva tekanan saluran napas yang didapatkan adalah kurva tekanan relaksasi dari sistem respirasi total. Tekanan bernilai nol pada volume paru setelah ekspirasi diam (volume relaksasi, sama dengan FRC). Perubahan volume paru per unit perubahan tekanan saluran napas adalah komplians paru dan dinding dada. Komplians biasa diukur pada kisaran tekanan ketika bentuk kurva tekanan relaksasi paling curam. Nilai normalnya sekitar 0,2 L/cmH2O. Komplians bergantung pada volume paru; orang dengan satu paru memiliki sekitar separuh perubahan volume untuk suatu nilai perubahan tekanan. Komplians juga sedikit lebih besar ketika diukur selama deflasi daripada selama inflasi. Gambar 3. Hubungan Tekanan Intrapulmoner dan Volume3 Flow Volume Loop dan Keterbatasan Aliran Udara Ekspirasi4 Salah satu pengukuran paling praktis dari keseluruhan properti mekanik paru adalah hubungan aliran-volume ekspirasi maksimum (MEFV) yang didapatkan ketika subjek melakukan manuver kapasitas vital ekspirasi maksimal setelah inhalasi hingga TLC. Gambar 4. Kurva Hubungan MEFV dan Kurva Tekanan-Aliran Isovolumik4 Hubungan MEFV menunjukkan adanya keterbatasan aliran udara ekspirasi, misalnya ketika subjek melakukan ekspirasi berulang kali dengan usaha yang meningkat, hubungan antara aliran ekspirasi dan tekanan transpulmonal dapat dibentuk pada suatu volume paru. Kurva tekanan-aliran isovolumik menunjukkan bahwa pada volume paru yang tinggi, aliran tidak terbatas (kurva A). Hal ini bergantung pada usaha subjek, mencakup faktor kekuatan, kecepatan, dan otot-otot pernapasan. Pada volume paru yang spesifik lebih rendah (<70% VC), aliran mencapai nilai batas maksimum dengan peningkatan PL, dan aliran maksimum turun dengan menurunnya volume paru (kurva B dan C). Oleh karena itu, aliran tidak bergantung pada usaha.

CAMERA ANGEL